Senin, 09 Maret 2015

Tugas 1 Psikologi Seni

Psikologi Seni



Psikologi : Psyche (Jiwa) + Phisic (fisik)
Seni         : Hasil dari proses hubungan jiwa dan fisik.


Pada tahun 1990-an ini, sebagaimana diung­kapkan John Naisbitt dan Patricia Aburde­ne dalam best-seller Megatrends 2000, seni semakin memasyarakat. Naisbitt dan Aburdene menyebutnya Dasawarsa Renaissans dalam Seni. Semakin populernya seni dalam kehi­dupan masyarakat dapat membuka wawasan baru tentang kegunaan seni. Seni tidak hanya dipandang sebagai sarana untuk mendapatkan hiburan (bagi penikmat atau konsumen seni) atau wadah untuk mengekspresikan pikiran, perasaan, atau persepsi seseorang (bagi pen­cipta karya seni). Lebih dari itu, seni dapat dipakai seba­gai terapi bagi penderita gangguan kejiwaan. Peng­gunaan seni dalam psikoter­api merupakan salah satu titik temu psikologi dengan seni.
Pemanfaatan seni se­bagai terapi ini dilatar-bela­kangi oleh semakin kompleksnya permasalahan ma­nusia moderen. Kehidupan moderen yang ditandai oleh kompetisi yang terkadang ta' mengenal rasa kemanusiaan sering terjadi dalam kehi­dupan ini. Karena kerasnya kehidupan itulah, maka bermunculan berbagai bentuk gangguan kejiwaan, seperti stres, de­presi, alienasi (keterasingan); kehilangan makna hidup, dan sebagainya. Adanya prob­lem-problem manusia moderen itu di satu sisi dan adanya kemungkinan memanfaatkan karya-karya seni dalam upaya penyembuhan gangguan kejiwaan manusia moderen di sisi lain mendorong lahirnya apa yang disebut sebagai terapi seni.
Di Eropa dan Amerika, seni sebagai terapi sudah berkembang sedemikian rupa. Saat ini dikenal apa yang disebut terapi drama, terapi tari, terapi musik, terapi lukis, bahkan terapi fotografi, terapi humor, dan tentu saja terapi puisi. Terapi-terapi ini digunakan di rumah sakit, klinik kejiwaan, maupun di rumah praktik spe­sialis psikologi dan psikiatri.
Di Indonesia, terapi seni juga telah dikenal dan dimanfaatkan kegunaannya. Di Kota Ma­lang, Jawa Timur, tepatnya di Klinik Kejiwaan Romo Jansen, terapi puisi sudah menjadi ba­gian dari upaya penyembuh­an bagi penderita gangguan kejiwaan.
Dengan demikian, terapi puisi dapat dipandang se­bagai sebuah alternatif dari terapi-terapi seni yang telah ada selama ini. Bahkan, tera­pi puisi dapat pula disebut se­bagai bagian dari terapi-te­rapi psikologi yang telah ber­kembang selama ini, seperti terapi psikoanalisis, terapi perilaku, terapi kognitif, terapi humanistik, terapi kelompok, terapi Gestalt, terapi rasio­nal-emotif, dan sebagainya.
Terapi puisi dapat dimanfaatkan kegunaan­nya karena puisi dapat mengekspresikan gan­jalan hati seseorang dan bila puisi itu diba­cakan atau ditulis dalam suatu media atau da­lam kelompok terapi memberi peluang ada­nya umpan balik dari pendengar atau pembaca.
Kalau kita ingat bahwa salah satu fungsi terapi adalah bagaimana penderita gangguan kejiwaan dapat membebaskan dirinya dari berbagai ganjalan hidup yang dialaminya, maka puisi karangan penderita adalah pilihan utama. Dengan mengarang puisi ini diharapkan mere­ka dapat mengungkapkan permasalahan-per­masalahannya, uneg-unegnya, obesesi-obse­sinya. Penggunaan puisi ciptaan penderita gangguan kejiwaan dianggap sebagai bahan yang paling efektif bagi penyembuhan penderita dibandingkan bila puisi itu ciptaan terapis atau puisi karya penyair terkenal.

Sumber referensi : http://articles-morearticles.blogspot.com/search?q=seni+dan+psikologi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar