PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK KREATIVITAS
Kreativitas
Pengertian
Kreativitas adalah Kreativitas merupakan potensi yang dimiliki setiap manusia
dan bukan yang diterima dari luar diri individu. Kreativitas yang dimiliki
manusia, lahir bersama lahirnya manusia tersebut. Sejak lahir individu sudah
memperlihatkan kecenderungan mengaktualisasikan dirinya. Dalam kehidupan ini
kreativitas sangat penting, karena kreativitas merupakan suatu kemampuan yang
sangat berarti dalam proses kehidupan manusia. Harus diakui bahwa memang sulit
untuk menentukan satu definisi yang operasional dari kreativitas, karena
kreativitas merupakan konsep yang majemuk dan multidimensional sehingga banyak
para ahli mengemukakan tentang definisi dari kreativitas.
Definisi Kreativitas Menurut Para Ahli
Menurut
Conny R Semiawan (2009: 44) kreativitas adalah modifikasi sesuatu yang sudah
ada menjadi konsep baru. Dengan kata lain, terdapat dua konsep lama yang
dikombinasikan menjadi suatu konsep baru.
Sedangkan
menurut Utami Munandar (2009: 12), bahwa kreativitas adalah hasil interaksi
antara individu dan lingkungannya, kemampuan untuk membuat kombinasi baru,
berdasarkan data, informasi, atau unsur-unur yang sudah ada atau dikenal
sebelumnya, yaitu semua pengalaman dan pengetahuan yang telah diperoleh
seseorang selama hidupnya baik itu di lingkungan sekolah, keluarga, maupun dari
lingkungan masyarakat.
Menurut
Barron yang dikutip dari Ngalimun dkk (2013: 44) kreativitas didefinisikan
sebagai kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru. Guilford yang dikutip
dari Ngalimun dkk (2013: 44) menyatakan
bahwa kreativitas mengacu
pada kemamampuan yang menandai seorang
kreatif.
Rogers (Utami
Munandar, 1992: 51) mendifiniskan kreativitas sebagai
proses munculnya hasil-hasil baru ke dalam tindakan. Hasil-hasil baru itu
muncul dari sifat-sifat individu yang unik yang berinteraksi dengan individu
lain, pengalaman, maupun keadaan hidupnya.
Demikian
juga dreavdahl (Hurlock, 1978: 325) yang dikutip dari Ngalimun
dkk (2013: 45) mendifinsikan kreativitas sebagai kemampuan untuk memproduksi
komposisi dan gagasan-gagasan baru yang dapat berwujud kreativitas imanjenatif
atau sintesis yang mungkin melibatkan pembentukan pola-pola baru dan kombinasi
dari pengalaman masa lalu yang dihubungkan dengan yang sudah ada pada situasi
sekarang. Kreativitas juga tidak selalu menghasilkan sesuatu yang dapat diamati
dan dinzlai.
Menurut
Jawwad (2004) dikutip dari Kemendikbud (2011: 28) kreativitas adalah kemampuan
berpikir untuk meraih hasil-hasil yang variatif dan baru, serta memungkinkan
untuk diaplikasikan, baik dalam bidang keilmuan,
keolah ragaan, kesusastraan,
maupun bidang kehidupan lain
yang melimpah.
Menurut
Chandra (1994) dikutip dari Kemendikbud (2011: 28) kreativitas merupakan
kemampuan mental dan berbagai jenis ketrampilan khas manusia
yang dapat melahirkan
pengungkapan unik, berbeda,
orisinal, sama sekali baru, indah, efisien, tepat sasaran dan tepat guna.
Maslow
(dalam Schultz, 1991) dikutip dari Kemendikbud (2011) menyatakan bahwa
kreativitas disamakan dengan daya cipta dan daya khayal naif yang dimiliki
anak-anak, suatu cara yang tidak berprasangka, dan langsung melihat kepada
hal-hal atau bersikap asertif. Kreativitas merupakan suatu sifat yang akan
diharapkan seseorang dari pengaktualisasian diri.
Menurut
Utami Munandar (2011: 29) memberikan batasan sebagai berikut, kreativitas
adalah kemampuan untuk membuat kombinasi baru, berdasarkan data, informasi,
atau unsur-unsur yang ada. Dalam hal ini, Munandar mengartikan bahwa
kreativitas sesungguhnya tidak perlu menciptakan hal-hal yang baru, tetapi
merupakan gabungan (kombinasi) dari hal-hal yang sudah ada sebelumnya.
Sedangkan yang dimaksud dengan data, informasi, atau unsur-unsur yang ada,
dalam arti sudah ada atau sudah dikenal sebelumnya, adalah semua pengalaman
yang telah diperoleh seorang selama hidupnya termasuk segala pengetahuan yang
pernah diperolehnya. Oleh karena itu, semua pengalaman memungkinkan seseorang
mencipta, yaitu dengan menggabung-gabungkan (mengkombinasikan) unsur-unsurnya
menjadi sesuatu yang baru. Kreativitas (berpikir kreatif atau berpikir
divergen) adalah kemampuan berkreasi berdasarkan data atau informasi yang
tersedia dalam menemukan banyak kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah,
dimana penekanannya adalah pada
kuantitas, ketepatgunaan, dan keragaman jawaban. Jawaban-jawaban yang
diberikan harus sesuai dengan masalah yang dihadapi dengan memperhatikan
kualitas dan mutu dari jawaban tersebut. Berpikir kreatif dalam menjawab segala
masalah adalah dengan menunjukkan kelancaran berpikir (dapat memberikan banyak
jawaban), menunjukkan keluwesan dalam berpikir (fleksibilitas), memberikan
jawaban yang bervariasi, dan melihat suatu masalah dari berbagai sudut
tinjauan. Secara operasional kreativitas dapat dirumuskan sebagai “kemampuan
yang mencerminkan kelancaran, keluwesan (fleksibilitas), dan orisinalias dalam
berpikir, serta kemampuan untuk mengelaborasi (mengembangkan, memperkaya,
memperinci) suatu gagasan.
Kreativitas
sebagai proses berpikir yang membawa seseorang berusaha menemukan metode dan
cara baru di dalam memecahkan suatu masalah. Kemudian ia menemukan bahwa
kreativitas yang penting bukan apa yang dihasilkan dari proses tersebut tetapi
yang pokok adalah kesenangan dan keasyikan yang terlihat dalam melakukan
aktivitas kreatif. Berdasarkan uraian sebelumnya dapat disimpulkan bahwa
kreativitas merupakan suatu proses berpikir yang lancar, lentur dan orisinal
dalam menciptakan suatu gagasan yang bersifat unik, berbeda, orisinal, baru,
indah, efisien, dan bermakna, serta membawa seseorang berusaha menemukan metode
dan cara baru di dalam memecahkan suatu masalah.
Beberapa
uraian di atas dapat dikemukakan bahwa kreativitas pada intinya merupakan
kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan
maupun karya nyata, baik dalam bentuk
karya baru maupun kombinasi dari hal-hal yang sudah ada, yang semuanya
itu relatif berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya.
Beberapa
teknik untuk memacu timbulnya kreativitas menurut Nursito (1999: 34) : a) aktif
membaca, b) gemar melakukan telaah, c) giat berapresiasif, d) mencintai nilai seni,
e) resprektif terhadap perkembangan, f) menghasilkan sejumlah karya, g) dapat
memberikan contoh dari hal-hal yang dibutuhkan orang lain.
Dalam
bidang olahraga kreativitas dapat diartikan dengan kemampuan berpikir secara
lancar, lentur, dan orisinal dalam menciptakan suatu gagasan yang bersifat
unik, berbeda, orisinal, baru, indah, efisien, dan bermakna baik pada olah raga
tari, olah raga musik, olah raga rupa sehingga mampu menemukan suatu cara baru
dalam memecahkan masalah yang ditemui pada bidang olah raga yang ditekuni.
Selanjutnya Gowan (2011: 51) menjelaskan kreativitas kaitannya dengan
keberbakatan menyatakan bahwa keberbakatan adalah hasil dari berfungsinya secara total otak manusia, sehingga
kreativitas pun adalah pernyataan tertinggi keberbakatan bisa di teliti dari
dasar biologis otak.
Iklim
yang mendukung kreativitas di antaranya keterbukaan dilingkungan rumah,
persuasive, tidak otoriter, memotivasi, menghargai anak baik kelebihan maupun
kekurangannya, memberi kebebasan terpimpin, menghindari hukuman yang
berlebihan, dan memberi kesempatan terbuka untuk memberi pengalaman. Minat anak
dipupuk sejak kecil
merupakan modal untuk
selanjutnya, anak senang terhadap sesuatu yang diminati
merupakan awal dan sukses di kemudian hari. Anak melakukan observasi,
eksperimen, dan bertanya, mengerjakan hal-hal yang rumit, tekun dan ulet dalam
memecahkan masalah, serta mencoba dan mencoba lagi dalam aktivitas hidup
sehari-hari ini sebagai pertanda anak mempunyai kreativitas sejak dini.
Kreativitas (berfikir kreatif atau berfikir divergen) adalah kemampuan
berdasarkan data atau informasi yang tersedia menemukan banyak kemungkinan
jawaban terhadap suatu masalah, dimana penekanannya adalah pada kuantitas,
ketepatgunaan, dan keragaman jawaban. Makin banyak kemungkinan jawaban yang
dapat diberikan terhadap suatu masalah makin kreatiflah, tetapi jawaban
itu harus relevan dengan masalahnya.
Ciri-Ciri
Kreativitas
Menurut
Pedoman Diagnostik Potensi Peserta Didik (Depdiknas 2004: 19) dalam Nurhayati
(2011: 10), disebutkan ciri kreativitas antara lain : a) menunjukan rasa ingin
tahu yang luar biasa, b) menciptakan berbagai ragam dan jumlah gagasan guna
memecahkan persoalan, c) sering
mengajukan tanggapan yang unik dan pintar, d) berani mengambil resiko, e) suka mencoba,
f) peka terhadap keindahan dan segi estetika dari lingkungan.
Menurut
Conny R. Semiawan (2009: 136) ciri-ciri kreativitas adalah: a) berani mengambil
resiko, b) memainkan peran yang positif berfikir kreatif, c) merumuskan
dan mendefinisikan masalah,
d) tumbuh kembang mengatasi masalah, e) toleransi terhadap masalah ganda
(ambigutiy), f) menghargai sesama dan lingkungan sekitar.
Menurut
Utami Munandar (2009: 10) ciri-ciri kreativitas dapat dibedakan menjadi dua
yaitu ciri kognitif (aptitude) dan ciri non-kognitif (non-aptitude). Ciri
kognitif (aptitude) dari kreativitas terdiri dari orisinalitas, fleksibilitas,
kelancaran dan elaboratif. Sedangkan ciri nonkognitif dari kreativitas meliputi
motivasi, kepribadian, dan sikap kreatif. Kreativitas baik itu yang meliputi
ciri kognitif maupun non- kognitif merupakan salah satu potensi yang penting
untuk dipupuk dan dikembangkan.
Menurut
David Cambel dalam Bambang Sarjono (2010: 9)
Kelincahan mental berpikir dari segala arah
dan kemampuan untuk bermain-main dengan ide-ide, gagasan-gagasan, konsep,
lambang-lambang, kata-kata dan khususnya melihat hubungan- hubungan yang tak
bisa antara ide-ide, gagasan-gagasan, dan sebagainya. Berpikir ke segala arah
(convergen thinking) adalah kemampuan untuk melihat masalah atau perkara dari
berbagai arah, segi, dan mengumpulkan fakta yang penting serta memgarahkan
fakta itu pada masalah atau perkara yang dihadapi.
Kelincahan mental berpikir ke segala arah
(divergen thinking) adalah kemampuan untuk berpikir dari satu ide, gagasan
menyebar ke segala arah.
Fleksibel konseptual (conseptual
fleksibility) adalah kemampuan untuk secara spontan mengganti cara pandang,
pendekatan, kerja yang tidak selesai.
Orisinilitas (originality) adalah kemampuan
untuk memunculkan ide, gagasan, pemecahan, cara kerja yang tidak lazim (meski
tidak selalu baik) yang jarang bahkan “mengejutkan”
Lebih menyukai kompleksitas daripada
simplisitas. Dari penyelidikan ditemukan bahwa pada umumnya orang-orang kreatif
lebih menyukai kerumitan dari pada kemudahan, memilih tantangan daripada
keamanan, cenderung pada tali- temalinya (complexity) dari yang sederhana
(simplixity).
Latar belakang yang merangsang. Orang –orang
kreatif biasanya sudah lama hidup dalam lingkungan orang-orang yang dapat menjadi contoh dalam bidang
tulis-menulis, seni, studi, penelitian, dan pengembangan ilmu serta
penerapannya, dan dalam suasana ingin belajar, ingin bertambah tahu, ingin maju
dalam bidang-bidang yang digumuli.
Kecakapan dalam banyak hal. Para manusia
kreatif pada umumnya banyak minat dan kecakapan dalam berbagai bidang (multiple
skill).
Menurut
Utami Munandar (2009: 31) pentingnya pengembangan kreativitas ini memiliki empat
alasan, yaitu :
Dengan berkreasi, orang dapat mewujudkan
dirinya, perwujudan dirinya, perwujudan diri tersebut termasuk salah satu
kebutuhan pokok dalam hidup manusia. Menurut Maslow (Munandar, 2009)
kreativitas juga merupakan manifestasi dari seseorang yang berfungsi sepenuhnya
dalam perwujudan dirinya.
Kreativitas atau berfikir kreatif sebagai
kemampuan untuk melihat kemungkinan-kemungkinan untuk menyelesaikan suatu
masalah, merupakan bentuk pemikiran dalam pendidikan (Guilford, 1967). Di sekolah
yang terutama dilatih adalah penerimaan pengetahuan, ingatan, dan penalaran
(berpikir logis).
Bersibuk diri secara kreatif tidak hanya
bermanfaat bagi diri pribadi dan lingkungannya tetapi juga memberi kepuasan
pada individu.
Kreativitaslah yang memungkinan manusia
meningkatkan kualitas hidupnya.
Berdasarkan
pendapat para ahli di atas, yang dimaksud kreativitas dalam penelitian ini
adalah kemampuan untuk menciptakan ide, gagasan, dan berkreasi untuk memecahkan
masalah atau mengatasi permasalahan secara spontanitas. Ciri kreativitas atau
orang kreatif secara garis besar menurut para ahli dapat disimpulkan, yaitu :
memiliki kemampuan dalam melihat masalah, memiliki emampuan menciptakan ide
atau gagasan untuk memecahkan masalah, terbuka pada hal-hal baru serta menerima
hal-hal tersebut.
Pengertian
Kreativitas
Tahapan
Kreativitas
Menurut
model Wallas, yang dikutip oleh Solso (1991), dikutip dari Ngalimun dkk (2013: 52) kreativitas
muncul dalam empat tahap sebagai berikut :
a) Tahap Persiapan
Merupakan
tahapan awal yang berisi kegiataan pengenalan masalah, pengumpulan data
informasi yang relevan, melihat hubungan antara hiptesis dengan kaidah-kaidah
yang ada, tetapi belum sampai menemukan sesuatu, baru menjajaki kemungkinan-
kemungkinan. Sampai batas tertentu keseluruhan pendidikan, latar belakang umum
dan pengalamanhidup turut menyumbang proses persiapan menjadi kreatif.
b) Tahap inkubasi
Masa
inkubasi dikenal luas sebagai tahap istrirahat, masa menyimpan informasi yang
sudah dikumpulkan, lalu berhenti dan tidak lagi memusatkan diri atau
merenungkannya. Kreativitas merupakan hasil kemampuan pikiran dalam mengaitkan
berbagai gagasan, menhasilkan sesuatu yang bary dan unik.dalam proses
mengaitkan ide, pikiran sebenarnya melakukan proses, termasuk berikut ini :
Menjajarkan : mengambil satu gagasan dan
mengadunya dengan ide lain, dari kontras muncul ide baru.
Memadukan : meminjam sifat aspek dari dua
ide dan menyatukannya untuk bersama-sama membentuk ide baru.
Menyusun atau memilih : menggabungkan
banyak ide untuk membentuk suatu sintesis dipuncak atau dasar, ide yang
benar-benar bary, yang menyatukan seluruh elemen.
Mengitari : dimulai dengan gambaran kabur
ide baru, kemudian mempersempitnya pilihan untuk mendapatkan suatu konsep pokok
yang manjur.
Membayangkan : menggunakan imajinasi dan
fantasi untuk menghasilkan ide baru dari ide lama.
c) Tahap Pencerahan
Tahap
pencerahan dikenal luas sebagai pengalaman eureka atau “Aha”, yaitu saat
inspirasi ketika sebuag gagasan baru muncul dalam pikiran, seakan-akan dari
ketiadaaan untuk menjawab tantangan kreatif yang sedang dihadapi.
d) Tahap Pelaksanaan/Pembuktian
Pada
tahap ini titik tolaj seseorang member bentuk pad aide atau gagasan baru, untuk
menyakinkan bahwa gagasan tersebut dapat diterapkan. Dalam tahap ini ada
gagasan yang dapat berhasil dengan cepat dan ada pula yang perlu waktu
berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun.
Asumsi
Tentang Kreativitas
Menurut
Dedi Supriadi (1994 : 15). Ada enam asumsi tentang kreativitas, yaitu :
Setiap orang memiliki kemampuan kreatif
dengan tingkat yang berbeda beda. Tidak ada orang yang sama sekali tidak
memiliki kreativitas, dan yang diperlukan adalah bagaimana menggembangkan
kreativitas. Dikemukakan oleh Devito (1971: 213 – 216) bahwa kreativitas
merupakan suatu kemampuan yang dimiliki oleh setiap orang dengan kemampuan yang
berbeda-beda. Setiap orang lahir dengan potensi kreatif, dan potensi ini dapat
dikembangkan dan dipupuk.
Kreativitas dinyatakan dalam bentuk-bentuk
produk-produk kreatif, baik berupa benda maupun gagasan.produk kreatif
merupakan “criteria puncak” untuk memiliki tinmggi rendahnya kreativitas
seseorang.
Aktulalisasi kreativitas merupakan hasil
dari proses interaksi antara faktor-faktor psikologis (internal) dengan
lingkungan (eksternal). Pada setiap orang peranan masing-masing faktor tersebut
berbeda-beda. Asumsi ini disebut juga sebagai asumsi interaksional (Stain,1967)
atau sosial-psikologi (Amabilic,1983,
Sumonto, 1975) yang memandang kedua faktor tersebut secara komplementar.
Artinya kreativitas berkembang berkat serangkaian proses interaksi sosial
individu dengan potensi kreatifnya mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan
sosial-budaya temapat ia hidup.
Dalam diri seorang dan lingkunganya
terdapat faktor-faktor yang menghambat dan menunjang perkembangan kreativitas itu. Faktor-faktor tersebut dapat
diindentifikasikan persamaan dan perbedaanya pada kelompok individu atau antara
individu yang satu denga yang lain.
Kreativitas seseorang tidak berlangasung
dalam bervakuman, melainkan didahului oleh dan merupakan pengembangan dari
hasil-hasil kreativitas orang-orang yang berkaya sebelumnya. Jadi kreativitas
merupaka kombinasi baru dari hal-hal yang sudah ada sebelumnya sehingga
melahirkan sesuatu yang baru. Karya kreatif tidak hanya lahir karena kebetulan,
melainkan melalui serangkaian proses kreatif yang menuntut kecapakan,
ketrampilan.
Karya kreatif tidak hanya lahir karena
kebetulan, melainkan melalui serangkaian proses kreatif yang menuntut
kecakapan, ketrampilan dan motivasi yang kuat. Ada tiga faktor yang menentukam
prestasi seseorang, yaitu motivasi atau komitmen yang tinggi, ketrampilan dalam
bidang yang ditekuninya dan kecakapan kreatif.
Konsep
Tentang Kreativitas
Kreativitas merupakan
kemampuan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan
(fleksibilitas), dan originalitas dalam berfikir, serta kemampuan untuk mengelaborasi suatu
gagasan (Utami Munandar 1992 : 47).
Definisi
Kreativitas dari Clark berdasarkan hasil berbagai penelitian tentang
spesialisasi belahan otak, mengemukakan kreativitas merupakan ekspresi
tertinggi keterbakatan dan sifatnya terintegrasikan, yaitu sintesa dari semua
fungsi dasar manusia yaitu: berfikir, merasa, menginderakan dan intuisi (basic
function of thingking, feelings, sensing and intuiting).
Konsep
kreativitas, pengertian kreativitas dapat di tinjau dari empat segi (3P dari
kreativitas) yaitu:
a) Kreativitas sebagai Proses
Kreativitas
adalah suatu proses yang menghasilkan sesuatu yang baru, apakah suatu gagasan
atau suatu objek dalam suatu bentuk atau susunan yang baru Proses kreatif
sebagai munculnya dalam tindakan suatu produk baru yang tumbuh dari keunikan
individu di satu pihak, dan dari kejadian, orang-orang, dan keadaan hidupnya
dilain pihak. Jadi Kreativitas sebagai proses: Bersibuk diri secara kreatif
yang menunjukan kelancaran fleksibilitas (keluwesan) dan orisinalitas dalam
berfikir dan berperilaku.
Penekanan
pada aspek baru dari produk kreatif yang dihasilkan dan aspek interaksi antara
individu dan lingkungannya / kebudayaannya. Kreativitas adalah suatu proses
upaya manusia atau bangsa untuk
membangun dirinya dalam
berbagai aspek kehidupannya. Tujuan
pembangunan diri itu ialah untuk menikmati kualitas kehidupan yang semakin
baik. Kreativitas adalah suatu proses yang tercermin dalam kelancaran,
kelenturan (fleksibilitas) dan originalitas dalam berfikir. Guilford (1986)
menekankan perbedaan berfikir divergen (disebut juga berfikir kreatif) dan
berfikir konvergen. Berfikir Divergen: bentuk pemikiran terbuka, yang menjajagi
macam-macam kemungkinan jawaban terhadap suatu persoalan/ masalah. Berfikir
Konvergen: sebaliknya berfokus pada tercapainya satu jawaban yang paling tepat
terhadap suatu persoalan atau masalah.
Dalam
pendidikan formal pada umumnya menekankan berfikir konvergen dan kurang
memikirkan berfikir divergen. Torrance (1979) menekankan adanya ketekunan,
keuletan, kerja keras, jadi jangan tergantung timbulnya inspirasi.
b) Kreativitas sebagai Produk
Definisi
pada dimensi produk merupakan upaya mendefinisikan kreativitas yang berfokus
pada produk atau apa yang dihasilkan oleh individu baik sesuatu yang
baru/original atau sebuah elaborasi/penggabungan yang inovatif. “Creativity is
the ability to bring something new into existence”(Baron, 1976 dalam Reni
Akbar-Hawadi dkk, 2001) Definisi yang berfokus pada produk kreatif menekankan pada orisinalitas,
seperti yang dikemukakan oleh Baron
(1969) yang menyatakan bahwa kreatifitas adalah kemampuan
untuk menghasilkan atau menciptakan sesuatu yang baru. Begitu pula menurut
Haefele (1962) dalam Munandar, 1999; yang menyatakan kreativitas adalah
kemampuan untuk membuat kombinasi-kombinasi baru yang mempunyai makna sosial.
Dari dua definisi ini maka kreatifitas tidak hanya membuat sesuatu yang baru
tetapi mungkin saja kombinasi dari sesuatu yang sudah ada sebelumnya.
Kreativitas
dikatakan suatu produk artinya suatu karya dapat di katakan kreatif jika
merupakan suatu ciptaan yang baru atau orisinil dan bermakna dari individu atau
bagi lingkungannya Kreativitas sebagai kemampuan untuk menghasilkan sesuatu
yang baru.
Kecuali
unsur baru, juga terkandung peran faktor lingkungan dan waktu (masa). Produk
baru dapat disebut karya kreatif jika mendapatkan pengakuan (penghargaan)
oleh masyarakat pada waktu tertentu.
Namun menurut ahli lain pertama- tama bukan suatu karya kreatif bermakna bagi
umum, tetapi terutama bagi si pencipta sendiri
Kreativitas
atau daya kreasi itu dalam masyarakat yang progresif dihargai sedemikian
tingginya dan dianggap begitu penting sehinnga untuk memupuk dan
mengembangkannya dibentuk laboratorium atau bengkel-bengkel khusus tang
tersedia tempat, waktu dan fasilitas yang diperlukan.
c) Kreativitas ditinjau dari segi Pribadi
Kreativitas
merupakan ungkapan unik dari seluruh pribadi sebagai hasil interaksi individu,
perasaan, sikap dan perilakunya. Sebagai pribadi: Kreativitas mencerminkan
keunikan individu dalam pikiran-pikiran dan ungkapan-ungkapannya. Kreativitas
mulai dengan kemampuan individu untuk menciptakan sesuatu yang baru. Biasanya
seorang individu yang kreatif memiliki sifat yang mandiri. Ia tidak merasa
terikat pada nilai-nilai dan norma- norma umum yang berlaku dalam bidang keahliannya.
Ia memiliki sistem nilai dan sistem apresiasi hidup sendiri yang mungkin tidak
sama yang dianut oleh masyarakat ramai. Dengan perkataan lain: Kreativitas
merupakan sifat pribadi seorang individu (bukan merupakan sifat sosial yang
dihayati oleh masyarakat) yang tercermin dari kemampuannya untuk menciptakan
sesuatu yang baru.
Kreativitas
pada dimensi person adalah upaya mendefinisikan kreativitas yang berfokus pada
individu atau person dari individu yang
dapat disebut kreatif. Guilford menerangkan bahwa kreativitas merupakan
kemampuan atau kecakapan yang ada dalam diri seseorang, hal ini erat kaitannya
dengan bakat. Dalam mendefinisikan pribadai kreatif anak usia dini,
perlu diperhatikan 4 kriteria dasar menurut Guilford (1957) dan Jackson&Messick
(1965) yang dikutipdari Kemendikbud (2011: 37) sebagai berikut:
Orisinal (original), perilaku yang tidak
biasa dan di luar dugaan (mengejutkan) daripada hal yang khas dan dapat
diprediksi.
Sesuai dan berkaitan (appropriate and
relevant), perilaku kreatif memiliki kesesuaian dan berkaitan dengan tujuan
dari seseorang ketika ia membuat sesuatu.
Kelancaran (fuent) yang menghasilkan
sesuatu yang baru dalam bentuk yang berarti, perilaku kreatif menunjukkan
kelancaran yang berkaitan dengan kreativitas dan dapat disamakan dengan
kelancaran dalam berbahasa, hal ini dimaksudkan bahwa seorang anak dapat
menghasilkan sebuah ide dengan mudah setelah menghasilkan ide sebelumnya.
Fleksibel (flexible) dalam mengembangkan
dan menggunakan pendekatan yang tidak biasanya dalam memecahkan masalah.
Perilaku
kreatif pada orang dewasa dan perilaku kreatif pada anak- anak adalah sesuatu
yang berbeda. Kematangan kreativitas seseorang biasanya menekankan pada tiga
hal yaitu, keahlian dalam kemampuan teknis dan artistik, kemampuan kreativitas
seseorang, dan motivasi instrinsik. Seorang anak secara jelas memiliki
pengalaman yang sedikit dibandingkan dengan orang dewasa, oleh sebab itu mereka
memiliki sedikit keahlian dan gaya bekerja mereka belum berkembang dengan baik.
sumber:
http://kebugarandanjasmani.blogspot.co.id/2015/12/pengertian-kreativitas-definisi-menurut.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar