Minggu, 01 Januari 2017

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK MODEL PEMBELAJARAN M3





                Model pembelajaran diartikan sebagai prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Dapat juga diartikan suatu pendekatan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran.
Jadi, sebenarnya model pembelajaran memiliki arti yang sama dengan pendekatan, strategi atau metode pembelajaran. Saat ini telah banyak dikembangkan berbagai macam model pembelajaran, dari yang sederhana sampai model yang agak kompleks dan rumit karena memerlukan banyak alat bantu dalam penerapannya.
·         Pengertian model pembelajaran menurut para ahli :
1.      Model pembelajaran menurut Kardi dan Nur ada lima model pemblajaran yang dapat digunakan dalam mengelola pembelajaran, yaitu: pembelajaran langsung; pembelajaran kooperatif; pembelajaran berdasarkan masalah; diskusi; dan learning strategi.
2.      Menurut Dedi Supriawan dan A. Benyamin Surasega (1990) mengetengahkan 4 (empat) kelompok model pembelajaran, yaitu: (1) model interaksi sosial; (2) model pengolahan informasi; (3) model personal-humanistik; dan (4) model modifikasi tingkah laku. Kendati demikian, seringkali penggunaan istilah model pembelajaran tersebut diidentikkan dengan strategi pembelajaran.
3.      Menurut E. Mulyasa (2003) mengetengahkan lima model pembelajaran yang dianggap sesuai dengan tuntutan Kurikukum Berbasis Kompetensi; yaitu : (1) Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching Learning); (2) Bermain Peran (Role Playing); (3) Pembelajaran Partisipatif (Participative Teaching and Learning); (4) Belajar Tuntas (Mastery Learning); dan (5) Pembelajaran dengan Modul (Modular Instruction).
4.       Menurut Joyce dan Weil (1986: 14-15) mengemukakan bahwa setiap model belajar 
 mengajar atau model pembelajaran harus memiliki empat unsur berikut.
5.      Sintak (syntax) yang merupakan fase-fase (phasing) dari model yang menjelaskan model tersebut dalam pelaksanaannya secara nyata (Joyce dan Weil, 1986:14).
6.      Menurut Toeti Soekamto dan Winataputra (1995:78) mendefinisikan ‘model pembelajaran’ sebagai kerangka konseptual yang menggambarkan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar bagi para siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar.

            Sistem sosial (the social system) yang menunjukkan peran dan hubungan guru dan siswa selama proses pembelajaran. Kepemimpinan guru sangatlah bervariasi pada satu model dengan model lainnya. Pada satu model, guru berperan sebagai fasilitator namun pada model yang lain guru berperan sebagai sumber ilmu pengetahuan.
            Prinsip reaksi (principles of reaction) yang menunjukkan bagaimana guru memperlakukan siswa dan bagaimana pula ia merespon terhadap apa yang dilakukan siswanya. Pada satu model, guru memberi ganjaran atas sesuatu yang sudah dilakukan siswa dengan baik, namun pada model yang lain guru bersikap tidak memberikan penilaian terhadap siswanya, terutama untuk halhal yang berkait dengan kreativitas. Sistem pendukung (support system) yang menunjukkan segala sarana, bahan, dan alat yang dapat digunakan untuk mendukung model tersebut.
            Dengan demikian dapatlah disimpulkan bahwa model-model pembelajaran merupakan kerangka konseptual sedangkan strategi lebih menekankan pada penerapannya di kelas sehingga model-model pembelajaran dapat digunakan sebagai acuan pada kegiatan perancangan kegiatan yang sistematik dalam mengkomunikasikan isi pelajaran kepada siswa untuk siswa mengerti .
Model Pembelajaran M3 (Melipat, Menggunting, Merekat)

3M (Melipat, Menggunting, Merekat), merupakan salah satu kegiatan pembelajaran yang bertumpu pada penngembangan sensor motorik anak. Kegiatan ini dilakukan untuk anak Usia Dini (PAUD). Media yang digunakan adalah media sederhana seperti kertas, karton, dus dan sebagainya. Bahan – bahan yang mudah didapat dalam lingkungan sekitar anak – anak, bis juga menggunakan media kain.
            Pada kegiatan menggunting dan merekat, anak dituntut membuat sebuar karya. Anak disuruh menggunting beberapa kertas dan merekatnya pada bidang tertentu, untuk membentuk suatu gambar tertentu. Untuk kegiatan melipat contohnya yaitu membuat origami burung, gajah, anjing, rumah, bunga dan sebagainya. Semakin banyak gerakan motorik halus anak seperti : melipat kertas, menggunting kertas, mewarnai, menyatukan dua lembar kertas, dan menganyam kertas.
Kegiatan menggunting dibagi menjadi dua yaitu menggunting secara langsung dan secara tidak langsung. Cara langsung yaitu mengguntig lembaran kertas dengan alat gunting sesuai bentuk yang dibuat. Secara tidak langsung yaitu menggunting dengan melalui tahapan melipat terlebih dahulu pada lembaran kertas, baru dilakukan pengguntingan sesuai bentuk yang dibuat.

Sumber :
www.gurubantu.tk
https://pindaiilmu.blogspot.co.id/2015/06/makalah-model-pembelajaran.html





Tidak ada komentar:

Posting Komentar