Jumat, 30 Desember 2016

PERKEMBANGAN PSERTA DIDIK TES DAP DAN DAM



Tes DAP dan DAM

Tes menggambar orang DAP (Draw A Person) pertama kali dikembangkan oleh Florence Goodenough pada tahun 1962. DAP atau Draw a Person adalah salah satu jenis psikotes menggambar. Tes ini mudah diinterpretasikan dan banyak digunakan di berbagai negara karena tidak ada hambatan bahasa, hambatan budaya dan komunikasi antara penguji dan peserta tes. Biasannya, DAP digunakan dalam berbagai tujuan sehingga bersifat universal.

Pada tahun 1948, Buck mengembangkan House – Tree – Person (HTP) Test, gambar rumah, dan pohon yang memiliki kedekatan dengan kehidupan seseorang yang juga termasuk tes proyeksi.
Tahun 1949, Machover mengembangkan Draw –A-Person (DAP) Test, sebagai teknik untuk mengukur kepribadian. Machover mngembangkan sejumlah hipotesis berdasarkan observasi klinis dan penilaian intuitif. Misal, ukuran gambar berkaitan dengan tingkat self asteem, penempatan gambar dalam kertas merefleksikan suasana hati dan orientasi sosial seseorang.

Selanjutya Tahun 1951, Hulse mengembangkan Draw –A-Family (DAF Test, DAP secara luas kemudian dikembangkan oleh Hammer (1958), Urban (1963), Koppitz (1968, 1984).
Seorang tokoh psikologi, Levy mengemukakan beberapa kemungkinan dalam menggunakan Tes DAM (Draw A Man) atau tes DAP (Draw A Person), diantarannya sebagai berikut :
1.      Gambar orang tersebut merupakan proyeksi dari self concept
2.      Proyeksi dari sikap individu terhadap lingkungan
3.      Proyeks dari ideal self image-nya
4.      DAM sebagai suatu hasil pengamatan individu terhadap lingkungan
5.      Sebagai ekspresi dari pola – pola kebiasaan (habit pattern)
6.      Ekspresi dan keadaana emosiny (emotional tone)
7.      Sebagai sikap subjek terhadap tester dan situasi tes tersebut
8.      Sebagi ekspresi dari sikap individu terhadap kehidupan/masyarakat pada umumnya
9.      Ekspresi sadar dan ketidaksadarannya
Psikotes DAP tergolong tes yang sederhana. Tes ini sangat universal dipakai dalam berbagai keperluan psikologi. Dalam tes ini anda akan diminta untuk menggambar tiga orang pada tiga gambar terpisah. Yaitu gambar laki – laki, gambar perempuan, dan gambar diri sendiri. Di Indonesia, tes ini banyak digunakan untuk perekrutan pegawai swasta, pegawai pemerintah, dan lembaga lainnya. Dalam pengerjaan tes ini, bisa dilakukan secara kelompok atau individual. Tes kelompok biasanya digunakan dalam perekrerutan pegawai yang berjumlah banyak (misalnya perekrutan pegawai PNS), sementara, tes individual digunakan untuk perekrutan pegawai dengan kualifikasi tertentu dan kuantitas sangat terbatas.

a.       Tubuh Sebagai alat ekspresi diri
Gambar figure orang yang melibatkan proyeksi bayangan tubuh merupakan suatu sarana alami untuk menyatakan kebutuhan – kebutuhan tubuh dan konflik – konflik seseorang. Figure yang digambar berhubuhgan dengan individu yang menggambar dengan keakraban dari masing – masing gaya individu, tulisan tangan ataupun ekspresi lainnya. Tekni analisa kepribadian yang digambarkan berikut ini berusaha menyusun kembali cirri – cirri utama proyeksi diri ini.
b.      Suasana Hati Figur
Melalui gambar orang, kita bisa mencari tahu suasana hati seseorang. Secara khusus, figure yang digambarkan tampak bahagia, ekspansif, menarik diri, autistic, menyempit, ketakutan, seperti berkelahi atau kurang afeksi.
c.       Coretan dan Gambar
Gambar merupakan kumpulan coretan yang memiliki konsep. Gerakan tangan ini dikendalikan oleh sisitem syaraf di otak sebagai pusat koordinasi. Setiap gerakan manusia juga dilatarbelakangi oleh emosinya. Artinya, motorik yang berlangsung pada dasarnya adalah suatu psikomotorik.
d.      Simbolik Ruang
Seorang ahli psikologi , Max Pulver menjelaskan bahwa adanya simbolik ruang dalam kertas untuk tes proyeksi. Yaitu zona atas – bawah, kiri – kanan, muka – belakang.

Sumber :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar